HENING MALAM YANG HILANG
Dulu saat mega merah belum mulai menampakkan keindahanya, kami sudah
saling bertukar rasa, berbagi duka, mencipta canda, bahkan mengukir mimpi, sampai kami merasa lelah sendiri, atau sadar
bahwa mentari akan segera menampakkan sinarnya, walaupun langit masih dengan
segala kegelapan dan kesunyianya ditemani sinar bintang yang sesekali berkelap-
kelip, tak membuat kami ingin segera mengakhiri hening malam ini.
Ya, Hening malam, ,kami sebut itu hening malam, keadaan dimana kami
benar- benar merasa bahwa kami memiliki teman, lebih dari seorang kekasih,
sahabat ataupun sodara, teman yang mengerti ingin hati, teman yang bisa
menyambungkan cerita saat alurnya entah terarah kemana, teman yang bisa
menjawab semua Tanya, dan yang paling berharga teman yang mengerti impian kita.
Aku selalu senang duduk dijendela yang sengaja kubiarkan terbuka, sembari
menikmati semilir angin yang berhembus, yang sesekali terasa cukup dingin dan
mendengarkan suara di ujung telepon, yang entah kenapa setiap kata yang
terdengar dari mulutnya membuatku merasa nyaman
dan tersenyum bahagia.
“Kau tau , apa impian terbesarku ?” Suara seorang lelaki dari ujung
telepon , ia adalah Sam, nama lengkapnya Samudra.
“Emhhh, ,menjadi seorang ahli di bidang teknologi ?” Jawabku asal.
“Selain itu, ada yang lebih besar lagi, coba tebak !” Kata Sam,
yang berusaha membuatku harus menebak impian terbesar nya itu.
“Jadi Pengusaha ?” akupun coba menebak nya lagi dengan asal
“Nusa, kalau yang itu masih belum bisa kusebut besar !” kata Sam
“Sudahlah, aku menyerah, coba katakan pada sahabatmu ini apa impian
terbesar mu ?” Tanya ku.
“ Kau payah segitu saja sudah menyerah, baiklah akan ku
katakan. Aku ingin keliling dunia,sa. “
jawabnya lirih,sepertinya fikiranya pun
mulai terbang .
“ Keliling dunia, jadi penjelajah ?” tanyaku
“heem, ,kamu tahu kan aku tidak pernah puas, dengan apa yang aku
punya ataupun yang aku lakukan, ,mungkin dengan menjadi seorang penjelajah ada
banyak hal baru yang akan aku dapatkan. “ kata Sam
“ kalau sifat mu yang itu, dari dulu aku tahu, tapi dari seluruh
Negara di dunia ini memangnya Negara mana yang paling ingin kau kunjungi ?”
“Jepang.”
“Jepang ? kenapa harus jepang, menurutku Negara itu tak semenarik
Negara- Negara di Eropa khususnya Itali.” Akupun mulai berargumen.
“haha, ,itu karna aku pencinta teknologi, aku selalu kagum dengan
teknologi- teknologi yang diciptakan oleh jepang serta gaya hidupnya yang
begitu menghargai waktu, selain itu Gunung Fujiama, bunga sakura, musim semi,
musim gugur, kota Tokyo dan semua yang berbau Jepang yang tak kalah aku
rindukan, memangnya ada yang seperti itu di Itali ?” Jawab Sam dengan penuh
antusias.
“Hemm, ,Ia ia aku paham, tapi tetap saja aku lebih menyukai negara Itali dan kota Paris dengan sejuta
keromantisanya.” Akupun coba membanding- bandingkan.
“Dasar kau korban Sinetron dan Film.hahaha”Sam tertawa puas
“Hey, aku bukan korban sinetron tapi Itali itu salah satu Negara
yang aku kagumi.!” Aku sedikit kesal dengan tawa Sam.
“ia, ia maaf, ,berarti kau juga ingin mengunjungi menara miring itu
?” Tanya Sam
“ Menara Visa, sam !. Ya tentu saja .Selain itu aku ingin menyusuri
kota Makau dengan transportasi uniknya itu, sebuah perahu yang dikendalikan
oleh seseorang hanya dengan sebuah dayung, yang sesekali dia mengalunkan sebuah
lagu, tentu saja lagu dari Itali, bukankah itu cukup menarik ?” ” jawabku
“emmm,, Lumayan.” Jawab Sam yang tidak terlalu bersemangat
“Lumayan kau bilang ? menurutku sangat sangat menarik.” Jawabku
dengan nada penuh tekanan.
“Nusa, itu karna aku tidak terlalu suka dengan Negara- Negara Eropa
atau Itali mu itu.” Sam
“ya ya ya, baiklah, terserah Bapak teknologi Saja, haha” aku
tertawa lepas
“Hei, kau buatkan nama untukku lagi ?” Tanya Sam yang sepertinya
cukup kaget saat ku sebut Bapak Teknologi
“mungkin, habis aku bosan dengan memanggilmu “Onta”.haha” jawabku
“Sesuka hati mu lah, sebutan bapak Teknologi agak mendingan dari
pada Onta” Jawab Sam dengan nada agak sedikit kesal.
“Haha, memang sebaiknya kau menerima dengan ikhlas.” Tawaku
“ Sa, sepertinya sudah hampir Subuh , sudah dulu hening malam nya,
kita lanjut besok lagi.” Kata Sam
“ Aku setuju. Tapi besok kau yang menelpon ku duluan, pulsaku
habis.”
“ Baiklah, besok aku yang menelpon mu, sudah dulu yah,
assalamu’alaikum. .” Salam Sam sebelum menutup telepon nya
“Wa’aalikumsalam.” Dengan semangat aku menjawabnya.
Tersenyum sendiri, itu kebiasaan yang aku lakukan, karna mengingat
apa saja yang kita obrolkan setiap Dini Hari itu. Mega merah mulai Nampak
dengan segala keindahanya, menandakan aku harus bergegas pergi ke kamar mandi untuk mengambil
air wudhu karna sebentar lagi akan memasuki waktu subuh.
Aku(Nusa) dan Samudra sudah bersahabat sejak kelas 1 SMA, Sekarang
kita sudah kelas 3 SMA yang sedang menunggu di umumkanya kelulusan. Sudah
tradisi biasa kegiatan yang dilakukan oleh siswa- siswi SMA pada masa- masa
seperti ini yaitu sibuk mendaftar ke universitas- universitas ternama atau yang
disukai, tetapi ada juga yang langsung mencari kerja untuk mendapatkan
penghasilan atau sekedar tempat magang sambil kuliah. Begitu juga yang aku
lakukan bersama Sam kita sepakat untuk mendaftar ke Universitas yang sama di
daerah Bandung meskipun beda Fakultas karna memang aku dan Sam mempunyai minat
yang berbeda Sam lebih suka di bidang Tehnik sedangkan aku lebih suka di bidang
Ekonomi khususnya Akuntansi.
Takdir ternyata menghendaki kita untuk selalu bersama, aku dan Sam
berhasil masuk ke Universitas yang kita inginkan, di kampus kita jarang bertemu
karena kita mempunyai jam kuliah serta kegiatan yang berbeda, Walaupun begitu
tradisi hening malam yang sudah kita lakukan sejak SMA membuat hubungan
persahabatan kita tetap terjaga.
Pagi ini kumandang adzan subuh
terdengar begitu merdu, walaupun begitu, suhu di waktu subuh sungguh menggoda
ku agar tidak segera beranjak dari belaian selimut lembut ku yang penuh dengan
kehangatan, tapi aku coba memaksakan untuk menyibakkan selimut dari seluruh
tubuh, dan akupun berhasil bangun , baru selangkah kaki ini ku langkahkan
tiba-tiba aku teringat sesuatu. Ya, sesuatu, ternyata sebuah ponsel yang tidak
terlalu canggih tapi cukup baik untuk digunakan sebagi alat komunikasi yang
sudah hampir 3 tahun menjadi milikku. Ku urungkan niat ku untuk mengambil air
wudhu dan lebih memilih untuk melihat ponsel yang kuletakkan diatas meja yang
berdekatan dengan tempat tidurku.
“ Tidak ada panggilan sama sekali,
apalagi panggilan dari Sam, bukankah dia sudah berjanji untuk menelponku duluan
untuk hening malam tadi.” Batinku yang sedikit kecewa karena Sam tidak
menelponku.
“Mungkin dia ketiduran atau tidak
punya pulsa atau ponselnya bermasalah atau mungkin juga sinyalnya jelek,
sehingga Sam putus asa untuk menghubungiku.”Akupun mencoba berfikir positif
Entah kenapa hati ini cemas
bercampur kecewa karena Sam tidak menghubungiku, apa mungkin karna selama ini
Sam tidak pernah mengingkari janjinya, jadi saat dia melanggar seperti yang
dilakukanya sekarang, aku mudah kecewa.
“Ya sudahlah tak apa, lebih baik
nanti aku sms atau kutemui Sam di kampus” gerutu batinku. Akupun segera
melaksanakan niat awalku yang sempat tertunda, yaitu mengambil air wudhu dan
solat subuh.
Sesampainya dikampus,aku langsung
menuju fakultas tehnik dimana tempat Sam belajar, aku tahu hari ini dia ada jam
kuliah, sekedar hanya ingin menanyakan alasan kenapa sam tidak menghubungiku
dan pesan singkat ku pun tak kunjung dibalasnya.
Tetapi kenyataan berkata lain, sudah
ku telusuri seluruh kampus tapi Sam tak kunjung ku temui, sampai akhirnya aku
bertemu dengan Putra, teman satu
fakultas Sam yang memang cukup dekat dengan sam.
“Put, kamu putra kan teman dekatnya
Sam, perkenalkan aku Nusa sahabat Sam.” Sambil mengulurkan tangan dan putra pun
merespon jabatan tanganku.
“ia ,betul. Oh Nusa, aku kenal kamu
kok, Sam sering cerita.” Putra
“Oh syukurlah. Put aku mau tanya apa
kamu lihat Sam, soalnya dari tadi aku cari- cari tidak ada, ku hubungi
ponselnya pun tak ada jawaban ?” Tanyaku penuh harap ada jawaban yang
menggembirakan.
“ Sam tidak masuk kuliah hari ini,
aku tidak tahu kenapa, Sam tidak memberi kabar padaku atau pun ke pihak
kampus.” Jawabnya
“Oh begitu yah, baiklah makasih yah
putra, aku ke kelas duluan yah.”
“ Sama- sama Sa, silahkan.” Putra
Dengan wajah putus asa perlahan aku
meninggalkan putra, yang masih memandangku, yang sepertinya heran melihat
keputus asaanku. Aku tak henti- hentinya memikirkan Sam yang tiba- tiba saja
menghilang tak ada kabar, bagaikan di telan bumi. Pertanyaan- pertanyaan
konyolpun mendera batinku, tapi aku coba menjawab semua itu dengan doa “ Semoga
Sam baik-baik saja.”
Aku kira hanya satu hari Sam tidak ada
kabar, ternyata dua hari, tiga hari, empat hari, Sam masih belum ada kabar,
sampai sekarang sudah sepekan Sam tidak ada kabar, akupun sempat berfikir apa
lebih baik aku coba datang kerumahnya hanya untuk sekedar memastikan apakah dia
baik- baik saja atau tidak.
“Lebih baik besok aku ke rumah Sam.”
batinku
Waktu menunjukkan tepat pukul satu
dini hari,memang aku terbiasa tidur sekitar jam tersebut entah apa yang
menyebabkan aku sulit untuk tidur di jam- jam biasanya. “Bismillahirrahmanirrahim,
Bismika Allahumma ahya wabismika amut”. Tiba- tiba. . .
Kamulah
bintang- bintang hatiku
Akan
ku jaga slalu, selalu tentang kamu
Kamu
lah bunga dari tidurku
Mimpi-
mimpi indahku, selalu tentang kamu
Ponselku berdering terdengar lagu
“selalu tentang kamu” yang dilantunkan oleh SMASH, lagu tersebut sengaja ku
atur sebagai nada dering di ponselku. Sontak saja akupun kaget, karna tidak
biasanya ada yang menelpon ku, malam- malam begini selain Sam.
“Sam, apa mungkin itu dari Sam.”akupun segera mengambil ponsel yang
memang agak jauh dari tempat aku berbaring.Ternyata itu benar dari sam,” SAM
MEMANGGIL” terlihat jelas nama sahabatku tertera di ponsel, tanpa berfikir
panjang aku segera menekan tombol hijau yang biasanya berfungsi untuk menjawab
panggilan itu kan.
Assalamu’alaikum Sam, Sam kamu
kemana saja sepekan ini, kenapa tidak memberi kabar padaku, apa kau baik- baik
saja,atau kau sakit ?” sederet pertanyaan aku lontarkan, karna mungkin saking
bahagianya.
“Nusa, kau itu bertanya atau sedang
mendongeng ?” kata sam
“ ia maaf, baiklah aku ulangi. Sam
sahabatku yang ganteng, baik, rajin menabung tapi nyebelin kemana saja kau
selama ini ?” tanyaku
“hehehe aku ikut Ayah ke Singapore,
dan aku tidak menghubungimu karna ponsel ku hilang waktu di bandara.” Dengan
cengengesan Sam menjawab pertanyaanku yang selama ini mencemaskanya, aku yakin
dia juga sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu.
“ Kamu tahu Sam kesana- sini aku
cari kabar tentang kau, tapi tidak ada satu orang pun yang tau, memangnya untuk
apa kau ke Singapore ?” tanyaku
“ia, maafkan aku , aku di suruh
ayahku untuk daftar kuliah disana , Sa.” Kata Sam
“Daftar kuliah ? maksudmu sam, aku
tidak mengerti?” tanyaku, yang sebenarrnya sedikit mengerti
“Sa, Ayah memintaku untuk kuliah di
sana, karna menurutnya universitas disana lebih baik dari pada disini.” Kata
Sam
Pernyataan Sam sungguh membuat
hatiku hancur, bagaimana tidak, dia menghilang tiba- tiba datang hanya untuk
bilang kalau dia memang akan pergi lagi bahkan mungkin untuk selamanya, Sam
sahabat terbaikku bagaimana aku akan sanggup kehilanganya, tanpa terasa butiran
bening airmata ku jatuh tanpa suara tangis. Apakah itu berarti tidak akan ada
lagi tradisi hening malam Sam dan Nusa, Aku mencoba kuat dan melanjutkan
pembiacaraan ku dengan Sam.
“Sa, kenapa diam, kamu mendengarkan
ku kan ?” tanya sam
“iya aku mendengarnya, lalu
bagaimana dengan mu, apa kau menyetujuinya ?” tanyaku
“Tentu sa, aku tidak bisa menentang
Ayah, aku akan pindah ke Singapore,bahkan mungkin tidak akan kembali ke
Indonesia lagi, karna aku akan mengurus usaha Ayah ku disana. ” Kata sam,
dengan suara lirih, yang sepertinya sedang menahan tangis.
“(menghela nafas)Sam, sebagai
sahabatmu yang baik, apapun keputusanmu aku akan mendukungnya, meskipun itu
membuatku sakit karna harus berpisah denganmu,yang entah kapan bisa bertemu
denganmu lagi.” Jawabku, dengan air mata bercucuran dan suara tangis yang
sempat ku tahan, tapi akhirnya tak sanggup lagi ku sembunyikan.
“Akupun demikian sa, kau sahabat
terbaikku, satu- satu nya orang yng sangat mengertiku. Tapi apa boleh buat
mungkin ini sudah takdir, aku hanya mengharapkan doa mu saja sa,” kata Sam,
yang sepertinya air mata nya pun telah pecah karna tak kuasa menahan sedih.
“Pasti Sam, Aku akan selalu
mendo’akan yang terbaik untukmu, sahabatku.Karna aku sangat menyayangimu, Sam.”
Jawabku berusaha tegar.
“Kata- kata itu yang selalu aku
rindukan, sa. Dan selamanya akan selalu ku rindukan. ,jaga dirimu baik- baik.”
Kata Sam, yang seakan- akan dia akan pergi jauh, lebih jauh dari Singapore
untuk selamanya.
Tanpa mengucapkan sepatah kata pun,aku
pun langsung menutup ponselku karna tangis yang semakin deras, dan sedih yang
tak kuasa ku tahan, mungkin memang aku harus benar- benar merelakan Sam dan
terbiasa hidup tanpanya lagi.
“SELAMAT JALAN SAHABATKU,
SEMOGA KAU SUKSES DI SANA, DAN KAU DAPAT MERAIH MIMPI TERBESARMU” doa ku untuk
sam.
Aku masih menangis dengan kedua lututku yang ku peluk erat, dengan
kepala tertunduk, sembari menabahkan hati yang rapuh ini.
Sudah hampir satu bulan Sam pergi dan tradisi hening malam itupun
perlahan punah dan hilang, Saat sedang asyik
memandang foto- fotoku dulu bersama Sam, tiba- tiba ada yang mengetuk pintu,
segera aku keluar kamar dan membuka pintu utama, yang memang jaraknya cukup
jauh dari kamarku,
“Selamat siang, betul ini dengan rumah mba Nusa santika Wiguna.”
Tanya seorang kurir
“Betul pak, saya sendiri.Ada apa pak ?” tanyaku heran.
“ Ini ada surat dari Singapore mba, silahkan mba tanda tangan
disini.” Sambil menyodorkan buku tanda terima dan bolpoin nya.
“Oh, baik pak.(tanda tangan), terima kasih pak.”
“ Singpore, dari siapa yah ?” batinku
Setelahku lihat nama pengirimnya, ternyata disitu tertulis “ARVIAN
SAMUDERA”.
“Sam, ini dari sam,” Hatiku senang. Tanpa berfikir panjang akupun
membuka isi dari amplop berwarna coklat itu,ternyata didalamnya tedapat sepucuk
surat dan miniatur menara visa.Perlahan aku membuka lipatan surat itu, dengan
penuh perhatian aku membacanya.
Teruntuk
sahabatku,
Nusa
Salam rindu ku curahkan untukmu
sahabatku, rindu yang tidak berganda, hanya satu namun begitu kuat, nasihatmu
yang selalu membuat ku berhasil keluar dari setiap masalahku, kata-katamu yang
selalu merubah semua yang ku anggap buruk menjadi baik, tindakamu yang membuat
sesuatu yang tidak mungkin menjadi
mungkin.Aku sangat beruntung mengenalmu.
Lalu bagaimana dengan mu , apa kau
merasakan hal yang sama ? Sa, kamu pernah mendapatkan sebuah kata nasihat saat
kau menonton sebuah film dan kau pun pernah mengatakanya di depan ku, kalau
tidak salah nasihat nya seperti ini “ jangan pernah ucapkan selamat tinggal,
luangkan waktu untuk bertemu dan hidup bersamaku”.Kamu tahu sa, aku sangat
menyukai nasihat itu, dan mungkin atas dasar itulah aku melakukan semua ini,
aku pergi jauh meninggalkanmu tanpa ku ucapkan selamat tinggal, tapi yang aku
sesalkan,aku tidak bisa melakukan hal seperti kalimat kedua pada nasihat
itu,yaitu meluangkan waktuku untuk bertemu bahkan hidup bersamamu lebih lama
lagi. Tuhan hanya memberiku waktu sampai disini, sa. Walaupun begitu aku tidak
marah pada tuhan, meskipun waktu hidup ku didunia ini sangat singkat, tapi
kebahagiaan yang dianugerahkan- Nya padaku sangat besar, saat tuhan memberi ku
orang tua yang baik, adik yang cantik, sahabat- sahabat yang peduli dan
menyayangiku, kehidupan ku yang cukup, pendidikan ku yang baik dan banyak
anugerah lainya, tapi tuhan tak cukup memberiku anugerah sampai di situ, tuhan
juga mengirimku seseorang “bonus dari surga” yaitu kamu Nusa sahabatku.
Sebenarnya, kepergianku ke Singapore
bukan untuk kuliah sa, tapi untuk
menjalani pengobatan atas penyakit leukemia yang selama ini aku derita. Aku
sengaja tak memberi tahumu tentang penyakitku, bukan karna tak merhargaimu,
tapi karna aku tidak mau membuatmu susah dan sedih. Meskipun aku telah berusaha
untuk menyembuhkan penyakit ini, tetap saja aku tak kunjung sembuh, sampai pada
akhirnya dokterku di Singapore, memfonis bahwa umurku tidak lama lagi karna
kanker yang kuderita telah menyebar pada organ tubuhku yang lain.
Saat kau membaca surat ini, itu
berarti aku telah pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya.Tapi percayalah
sa, sessungguh nya aku tidak benar- benar meninggalkan mu, aku hanya di
takdirkan tuhan untuk hidup di alam lain hingga akhirnya aku di beri waktu
untuk bertemu dan hidup bersamamu selamanya di kehidupan kedua kelak, sehingga
aku tetap ada dihatimu.
Hanya
sebuah miniatur Menara Visa ini yang
bisa kuberikan padamu untuk yang terakhir kalinya, aku berharap dengan
benda ini, kau akan selalu termotivasi untuk menggapai semua angan dan cita-
cita mu.
JAGA DIRIMU BAIK- BAIK SOBAT,
SAMPAI JUMPA DI KEHIDUPAN LAIN KELAK.
Yang selalu menyayangmu,
SAM
Bukan hanya air mata yang terus
membasahi pipi saat itu, tapi tubuh ini pun sampai tak kuasa lagi menopang
tubuhku untuk berdiri, sampai- sampai aku terduduk lemah dan terus memeluk
surat ini. Kenyataan pahit yang harus ku telan, rasa percaya yang harus ku
paksakan, ke relaan yang harus ku berikan, Seseorang yang ku sayangi telah
benar- benar pergi dari dunia ini, tetapi imanku coba mengikhlaskan semuanya,
bahwa ini adalah kuasa tuhan, dan aku harus sama-sama berharap bahwa kita akan
di pertemukan kembali di kehidupan kedua kelak. Kini Hening malam benar- benar
hilang, Jendela itupun tak akan pernah kududuki lagi pada gelapnya malam, tak
akan ada lagi “SAM MEMANGGIL”yang muncul pada ponselku.
“Sampai jumpa dikehidupan kedua kelak sahabatku”
TAMAT