Jumat, 28 Februari 2014

Draft Makalah Ujian Praktek bahasa indonesia

BAB I
PENDAHULUAN


1.1.        Latar Belakang Masalah
Masa remaja adalah masa peralihan dari kanak- kanak menjadi dewasa, hal ini juga termasuk perubahan psikis yang dialami remaja. Banyak masalah- masalah yang saat ini menerpa remaja, diantaranya seperti seks bebas, rokok, narkoba, dan lain sebagainya, bahkan bisa di katakan kasus- kasus tersebut merupakan hal- hal yang lumrah bagi remaja masa kini.
Tetapi halnya sebuah spoons dibalik permukaanya yang lembut juga terdapat permukaan yang kasar, begitu juga dengan remaja dibalik kegiatan remaja yang negatif terdapat juga kegiatan- kegiatan remaja yang positif yang patut dibanggakan dan akan menjadi bekal untuk kehidupan mereka dimasa mendatang. Salah satu kegiatan remaja yang positif adalah berwirausaha diusia muda. Banyak hal positif yang didapatkan dari berwirausaha salah satunya melatih remaja agar bermental mandiri, bertanggung jawab, pantang menyerah dan bersikap jujur.
Maka dari itu kenapa makalah ini dibuat, agar pembanca tahu bahwa kehidupan remaja tidak selalu identik dengan hal- hal yang negatif, banyak aksi yang dilakukan remaja sebagai penerus bangsa, salah satunya adalah berwirausaha.
1.2.        Masalah
Adapun masalah- masalah yang akan diuraikan pada makalah ini adalah sebagai berikut.
1.2.1.    Siapa remaja itu ?
1.2.2.   

Apa yang dimaksud dengan kewirausahaan?
1.2.3.    Kegiatan wirausaha seperti apa yang dilakukan remaja ?
1.2.4.     Apa motivasi remaja untuk berwirausaha diusia muda ?
1.2.5.    Hal positif apa saja yang didapatkan remaja dari kegiatan wirausaha ?
1.2.6.    Bagaimana peran sekolah dalam memberikan pendidikan kewirausahaan pada remaja ?
1.2.7.    Bagaimana peran keluarga untuk menumbuhkan jiwa wirausaha ?
1.2.8.    Hambatan apa saja yang dihadapi remaja dalam berwirausaha ?
1.3.        Pembatasan masalah
            Dalam kesempatan ini penyusun hanya akan membatasi masalah  dalam hal sebagai berikut.
1.3.1.    Bentuk kewirausahaan yang dilakukan remaja berdasarkan survei di lapangan.
1.3.2.    Dampak positif yang didapatkan remaja dari kegiatan wirausaha.
1.3.3.    Program sekolah yang mendukung siswa untuk berwirausaha.
1.3.4.    Hambatan yang dihadapi remaja dalam berwirausaha.
1.4.        Tujuan
            Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut.
1.4.1.    Menunjukkan betapa pentingnya pendidikan kewirausahaan untuk kehidupan mendatang.
1.4.2.    Memberikan informasi mengenai kegiatan remaja yang positif, sehingga perhatian remaja pada hal negatif teralihkan.
1.4.3.    Memicu remaja agar berfikir kreatif dalam berwirausaha.
1.4.4.    Membantu remaja menemukan solusi untuk mendobrak hambatan dalam berwirausaha.
1.5.        Metode
            Adapun metode penelitian yang digunakan penyusun dalam membuat makalah ini adalah sebagai berikut.
1.5.1.    Wawancara dengan guru kewirausahaan.
1.5.2.    Wawancara dengan siswa/i yang menjalani wirausaha.
1.5.3.    Referensi dari internet dan media sosial.











BAB II
PEMBAHASAN MASALAH
2.1.        Pengertian Remaja
            Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.
            Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
 Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah “masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.”
4
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26) bahwa “adolescene diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.”
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.  Tetapi Monks, Knoers, dan Haditono membedakan, “ masa remaja menjadi empat bagian, yaitu masa pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun.” (Deswita, 2006:  192).
Berdasarkan berbagai pendapat dapat disimpulkan bahwa usia remaja adalah usia yang labil dan rentan terhadap hal- hal negatif, maka dari itu dengan terus berusaha memberikan informasi atau bacaan bagi remaja untuk memacu agar melakukan hal positif yang kreatif dan inovatif, setidaknya dapat menekan fikiran remaja untuk mengalihkan fikiranya dari hal- hal yang negatif.
2.2.        Pengertian  Kewirausahaan
Sebelum mengetahui apa yang dimaksud dengan kewirausahaan, terlebih dahulu harus memahami apa yang dimaksud dengan wirausaha. Wirausaha atau entrepreneur dapat didefinisikan sebagai orang yang melakukan kegiatan mengorganisasi faktor- faktor produksi, dan memberikan hasil yang produktif.(Dr. Buchari Alma, 1999:11).
            Menurut Savary (1723) dalam bukunya “kamus Dagang”, berpendapat bahwa yang dimaksud entrepreneur ialah orang  yang membeli barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan harga berapakah barang (atau guna ekonomi) itu akan dijual kemudian.
            Sedangkan pengertian kewirausahaan dapat diartikan oleh berbagai pendapat, diantaranya seperti.
2.2.1.    Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Achmad Sanusi,1994).
2.2.2.    Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (Drucker,1959).
2.2.3.    Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan yang  lebih besar (Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995).

2.3.        Bentuk Kegiatan wirausaha yang dilakukan remaja
Berdasarkan survei lapangan, kegiatan wirausaha yang dilakukan remaja memang belum terlalu besar serta resiko yang ditanggung tidak berat, hal ini disebabkan karna remaja memilih pasar yang digunakan untuk menjual barang yang diproduksinya masih dalam ruang lingkup yang kecil seperti sekolah tempat mereka belajar, tempat les, tempat bermain atau lingkungan disekitar tempat tinggal mereka, hal ini dibenarkan oleh salah satu siswi sekolah menengah kejuruan di daerah Karawang yang telah bersedia diwawancarai karena kegiatan wirausaha yang dilakukanya sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Oleh sebab itu pula keuntungan yang didapatkan belum terlalu besar.
“Keuntungan yang saya dapatkan tidak terlalu besar paling sekitar 1000 sampai 1500 rupiah, tapi itu cukup untuk menambah uang jajan dan ditabung.” Jelas siska saat diwawancara.
Tapi ada juga remaja yang menjual barang- barang yang nilainya cukup besar, seperti sepatu, baju, tas, jual beli HP bekas dan sebagainya, dari situ keuntungan yang di dapatkan cukup besar.
Kegiatan wirausaha yang umum dilakukan remaja saat ini adalah sebagai berikut.
2.3.1.    Menjual makanan olahan rumah seperti baso bakar, risol, kue, nasi uduk, pastel dan sebagainya.
2.3.2.    Menjual tas, pakaian, sepatu secara online atau langsung.
2.3.3.    Menjual pulsa elektrik untuk ponsel.
2.3.4.    Jual beli HP bekas  seperti bros, kalung, gelang, jepitan dan sebagainya yang dibuat sendiri atau  membelinya dari orang lain kemudian dijual kembali.
2.3.5.    Menjual minuman dalam bentuk botol atau sachet.
2.4.        Motivasi remaja berwirausaha di usia muda
Motivasi adalah suatu faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan tertentu, sehingga motivasi dapat diartikan sebagai pendorong perilaku seseorang.
Banyak faktor yang mendorong remaja untuk berwirausaha di usia muda diantaranya sebagai berikut.
2.4.1.      Membantu orang tua dalam membiayai hidup
2.4.2.      Menambah uang jajan atau kebutuhanya sebagai anak muda
2.4.3.      Tugas dari sekolah
2.4.4.      Ajakan teman sebaya dan sebagainya
2.4.5.      Karna hobi dan senang berinteraksi dengan orang lain, hal ini didukung dengan pendapat dalam salah satu sumber, ialah yang disebut motif berprestasi kewirausahaan,
“Seorang wirausaha melakukan kegiatan usaha didorong oleh kebutuhan berprestasi, berhubungan dengan orang lain dan untuk mendapatkan kekuasaan baik secara finansial maupun sosial (Teori David Mc Clelland,1961).

2.5.        Dampak positif  kegiatan wirausaha bagi remaja.
Kewirausahaan merupakan salah satu kegiatan yang positif dan pantas dilakukan para remaja saat ini karna di dalamnya terdapat pembelajaran atau dampak positif yang sangat baik untuk remaja itu sendiri diantaranya seperti, melatih sikap untuk bertanggung jawab, jujur, pantang menyerah, berfikir kreatif dan inovatif, percaya diri, disiplin waktu serta kerapihan dan keterampilan dalam pembukuan.
Kemandirian adalah salah satu dampak positif dari kegiatan berwirausaha yang berguna untuk kehidupanya saat ini dan dimasa depan, dengan begitu pola pemikiran remaja akan terpengaruh untuk berfikir cerdas bahwa tidak selamanya mereka akan bekerja pada orang lain melainkan menciptakan lapangan pekerjaan sendiri itu lebih baik dan dapat membantu banyak orang untuk mendapatkan lapangan pekerjaan, tentunya itu semua dibutuhkan usaha yang maksimal.
2.6.        Peranan sekolah dalam memberikan pendidikan kewirausahaan bagi remaja.
Sekolah merupakan salah satu pasar yang digunakan remaja untuk melakukan kegiatan wirausahanya yaitu berdagang, namun selain itu sekolah juga mempunyai peran penting dalam mendukung serta memotivasi sekaligus membantu remaja untuk menjalankan kewirausahaan tersebut, dengan adanya pendidikan kewirausahaan yang saat ini menjadi salah satu mata pelajaran utama di sekolah menengah kejuruan khususnya, maka remaja akan mendapatkan berbagai ilmu yang berguna dalam kewirausahaan. Selain itu pelatihan, acara dan memberikan fasilitas menjadi program sekolah untuk memotivasi remaja agar berani berwirausaha contohnya seperti, ujian praktek kewirausahaan dengan cara menjual produk yang didapatkan dari sekolah atau membuat nya sendiri, acara bazar yang diadakan OSIS disetiap kesempatan, serta fasilitas pembelajaran yang disediakan sekolah.
Hal tersebut berdasarkan keterangan salah satu guru kewirausahaan di salah satu sekolah menengah kejuruan, “Selama ini sekolah memberikan fasilitas yang mendukung siswa untuk berani berwirausaha, selain daripada itu dalam kegiatan pembelajaran di kelas juga sering dibiasakan agar siswa berani dan percaya diri untuk berbicara di depan orang banyak, karena itu merupakan salah satu modal untuk dapat berwirausaha.” Jelasnya, ketika diwawancara.
2.7.        Peranan keluarga untuk menumbuhkan jiwa wirausaha
Keluarga merupakan lingkungan pertama tempat kita mendapatkan segala hal, mulai dari pendidikan, tingkah laku, sopan santun dan gaya hidup. Berwirausaha merupakan salah satu kegiatan yang tak luput dari pengaruh keluarga. Tanpa disadari sejak kecil telah dilatih bekerja seperti menyapu, mengepel, mencuci dan lain sebagainya.
Langkah- langkah agar anak mempunyai mental wirausaha menurut salah satu sumber diantaranya sebagai berikut.
2.7.1.    Membiasakan anak untuk mengungkapkan gejolak jiwanya dalam bentuk sesuatu yang tertulis baik lisan maupun gambar.
2.7.2.    Mendidik anak dengan kebaikan- kebaikan yang muncul dari dirinya sendiri sebagai hasil dari serapan anak terhadap lingkungan atau apa yang dilihat dari orang tua, guru dan teman- temannya.
2.7.3.    Membiasakan perbuatan baik yang sudah dilakukan.
2.7.4.    Menjadikan kebiasaan itu sebagai karakter.
2.8.        Hambatan- hambatan remaja dalam berwirausaha
Tidak mudah untuk menumbuhkan jiwa wirausaha pada remaja, banyak faktor  yang dianggap sebagai penghambat remaja  dalam berwirausaha, baik dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar.
Dari dalam dirinya seperti rasa malu, minder, tidak percaya diri, malas, merasa cape kalau harus berwirausaha, tidak mau berfikir kreatif,  dan lain sebagainya.
Sedangkan faktor dari luar seperti larangan orang tua atau keluarga dalam berwirausaha, adanya ejekan dari teman, tidak adanya modal yang mencukupi, pasar yang terbatas, dan lain sebagainya.
Sedangkan dalam sebuah penellitian oleh A.Mckinsky & company, ada sepuluh kendala bisnis/ wirausaha utama, antara lain.
2.8.1.    Tidak terjadinya penjualan
2.8.2.    Biaya awal yang tinggi
2.8.3.    Kurangnya keterampilan
2.8.4.    Tidak adanya produk yang baru
2.8.5.    Akses kependanaan
2.8.6.    Keuntungan yang tidak mencukupi
2.8.7.    Tidak adanya kepercayaan diri
2.8.8.    Pemasok yang berbiaya tinggi
2.8.9.    Hambatan  birokrasi
2.8.10.  Suku bunga tinggi























BAB III
PENUTUP
3.1.      Kesimpulan
            Remaja tidak dapat dipisahkan dengan hal- hal yang ingin diketahui lebih dalam oleh dirinya, maka dari itu mengarahkan rasa keingin tahuanya pada hal yang positif, akan menyelamatkan masa depanya dari pengaruh yang tidak baik.
            Pendidikan kewirausahaan yang diselenggarakan sekolah untuk memberikan pengetahuan kewirausahaan, mengarahkan dalam prakteknya serta pelatihan mental yang seharusnya dimiliki wirausaha salah satu upaya yang akan membawa remaja pada keberhasilan khususnya dalam bidang tersebut.
            Selain daripada itu faktor keluarga dan lingkungan juga akan ikut mempengaruhi, seperti didikan sejak usia dini untuk terbiasa bekerja, membiasakan hidup hemat, dan belajar mandiri.
            Meskipun dalam prakteknya masih banyak hambatan tapi  dengan adanya dorongan dari berbagai pihak dan praktek berwirausaha yang dilaksanakan secara rutin akan mendobrak hambatan tersebut.
3.2.        Saran- saran
            Saran yang penyusun ingin sampaikan kepada remaja masa kini, adalah sebagai berikut.
3.2.1. Manfaatkan masa muda untuk belajar agar menjadi bekal dimasa depan.
3.2.2. Pandai memilih teman untuk bergaul.
3.2.3. Membiasakan berfikir kritis dan kreatif.
3.2.4. Belajar hidup mandiri dari usia muda dan tidak selalu menyusahkan orang tua.

3.2.5. Berani berwirausaha diusia muda.